TOPAI “AP KAIN/TONOWI” (USKUP) “Nai” saya punya mama pernah mimpi, jika suatu waktu saya akan terpilih sebagai Uskup”

 

 

Nai (saudara dalam bahasa Paniai) saya punya mama pernah mimpi, jika suatu waktu saya akan terpilih sebagai uskup”. Sepengal kalimat ini penulis tidak mengetegahkan sebagai satu-satunnya ramalan , jika hari ini, RD. Dr. Yanuarius Teofilus Matopai You akan terpilih sebagai Uskup Keuskupan Jayapura. Namun maksud penulis adalah Matopai sudah meneropong banyak tanda-tanda bahwa kelak akan terpilih sebagai Uskup, salah satunya adalah mimpi mamanya ini.

Saat itu bertepatan dengan Dies Natalis STFT “Fajar Timur” 55 dan Penyambutan Program Magister (S2) ,  Matopai menyampaikan keyakinan mimpi mamanya ini  di Rumah Study Frateran Maria Vianey Keuskupan Jayapura (secara khusus kepada salah seeorang frater). Alur mimpi itu seperti apa  tidak disampaikan, tapi tanpaknya Matopai yakin bahwa tahta apostolik itu melalui maklumat Vatikan, dirinya akan  menduduki.

Tentu karena itu, di masanya sebagai Ketua Sekolah STFT “Fajar Timur”, beliau memperjuangkan Program Magister Teologi Pastoral sebagai jejak karirinya dalam pendidikan yang akan dimulai oleh angkatan tahun 2022-2023 (https://jubi.id/opini/2022/nama-fajar-timur-dalam-konsep-agus-a-alua/). “Nai saya orang sangat perhatian terhadap pendidikan. Secara resmi saya akan umumkan Program Magister ini pada HUT STFT “Fajar Timur” yang ke 55 pada hari ini. Karena ini sudah lama  menjadi kerinduan tersendiri ketika saya menjadi dosen penganjar tetap hingga sekarang (sebagai ketua sekolah. Untuk meraih ini (Program Mgister), saya sendiri menjelesaikan studi Program pendidikan strata 3 (S3) yang ditujukan untuk memperoleh gelar akademik doktor sebagai gelar akademik tertinggi di Universitas Cendrawasi. “

Ekspresi seorang Frater dan Mahasiswa STFT, baik yang sudah alumnus maupun yang sedang menempu, apresisasi tagis keharuan pasti ada dan dapat diukir dengan caranya masing-masing. Terkhusus untuk dua peristiwa (antara perjuangan Program Magister dan terpilih sebagai Uskup) oleh Matopai ini. Namun terasa cukup banyak jika semuanya harus dituliskan dalam waktu singkat. Karena itu salah satu tulisan yang ada di hadapan pemabaca ini akan hadir secara per-edisi pertama untuk apreasisi sekaligus menempatkan posisi Matopai sebagai USKUP  atau “AP KAIN/ TONOWI, dll” dalam pengertian Budaya masyarakat adat yang berdiam di Keuskupan Jayapura ini.

Salah satu masyarakat adat yang dimaksud itu adalah masyarakat Hubula (Wamena) yang menyebut sosok pemimpin bijaksana, loyal, cerdas, ulet, rendah hati, dengan sebutan “AP KAIN” ini. Kelayakan untuk Matopai mendapat gelar ini sudah terbukti melalui terpilihnya Uskup, yang serupa ada dalam konsep kebiasaan budaya Hubula, yaitu posisi sosialnya sebagai pemimpin. Tentu hal-hal ini ada unsur-unsur sakralitas yang mendasarinya, baik dari materi maupun forma.

Singkat penulis, bahwa pada tulisan ini hanya membuka suatu awalan untuk mengahantar Matopai hingga tahbisan Uskup setelah tiga bulan bulan menjalani masa persiapan dari hari ini, Sabtu 29 November 2022 (https://www.victorynews.id/humaniora/pr-3315376263/rd-yanuarius-theofilus-matopai-you-putra-asli-papua-pertama-jadi-uskup-keuskupan-jayapura). Paling kurang edisi berikut akan dijelaskan posisi uskup dan “AP KAIN” dan karya-karya dari berbagai sumber langsung maupun tidak langsung. Intinya adalah ramalan mimpinya mama Matopai di atas,  hari ini telah terbukti dan menjadi suatu pembuka jalan (kebadaby) bagi orang Papua. Dirinya adalah orang asli Papua pertama dan imam projo pertama yang tercatat dalam sejarah Gereja Katolik Papua sebagai uskup setelah msisonaris membuka misi di tanah Papua pada 22 Mei 1894 (128) tahun. Bersambung.

Penulis adalah Mika mahasiswa sekolah tinggi filsafat-teologi (STFT FT)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *