Seminar Sehari IPPM Tigi Barat

 
Jayapura-Suara-Fajar-Timur.Com. Deiyai, Kamis (7/1), Ikatan Pelajar Pemuda Mahasiswa/i Tigi Barat melaksanakan seminar sehari dengan tema “Berpikir Secara Global dan Bertindak Secara Lokal serta Peran Mahasiswa Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi”. Seminar yang diikuti oleh perwakilan tokoh pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan intelektual dilaksanakan dari jam 11:00-18:00.
Seminar yang menghadirkan narasumber Mikael Edowai selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Deiyai. P. Damianus Adii, Pr selaku tokoh agama, Dominikus Badii selaku tokoh pemuda dan Origenes Ukago selaku pegiat literasi ini dilaksanakan di Aula Dimi Pudu – Diyai.
Usai seminar, Ronaldo Douw, ketua IPPM menegaskan bahwa seminar ini dilaksakan karena mahasiswa sadar bahwa situasi di Kabupaten Deiyai dan Tigi Barat sedang tidak baik-baik saja.
“Sebagai mahasiswa, kami sangat peduli dengan situasi di sini. Banyak penyakit sosial bermunculan dimana-mana di Kabupaten Deiyai. Sebut saja, penjualan minuman keras, dadu, rolex, togel, penjualan tanah dimana-mana. Semua ini telah, sedang dan akan menghancurkan tatana hidup masyarakat”, pungkasnya.
Selain itu, menurutnya, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memberi penyadaran kepada semua pihak agar bersama-sama peduli dan mencari solusi.
“Kami buat kegiatan ini bukan untuk cari nama, pangkat atau jabatan. Kami akan selalu pantau perkembangan situasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan terus berupaya merumuskan solusi atas temuan setiap masalah yang terjadi di lapangan”, tutur mahasiswa pada Fakultas Teknik Sipil USTJ ini.
Pada kesempatan yang sama, Origenes Ukago, pegiat literasi sekaligus senior alumni mahasiswa asal Tigi Barat mengharapkan mahasiswa harus benar-benar menjadi agent of change.
“Mahasiswa ini harapan masyarakat. Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat harus memberi dampak positif. Tugas mahasiswa sesuai tri dharma universitas harus menjadi spirit dalam mengkaji masalah yang terjadi”, katanya.
Dia juga berharap kepada mahasiswa untuk menggali kearifan lokal yang ada pada masyarakat karena menurutnya, nilai-nilai positif yang ada dalam kearifan lokal semakin hari semakin hari terkubur.
“Kita mahasiswa Tigi Barat ini sudah tersebar di berbagai kota studi di mana-mana. Bahkan banyak kaum intelktual orang Mee adalah berasal dari Tigi Barat. Sekarang ini sudah saatnya kita mengkolaborasikan ilmu yang kita dapat sesuai bidang studi masing-masing dengan kearifan lokal yang ada. Untuk mendukung itu, kita juga harus banyak membangun literasi di bidang kebudayaan”, tutupnya.
Dalam seminar ini, IPPM bersama seluruh masyarakat akar rumput di Tigi Barat melahirkan pernyataan sikap:
Menolak dengan tegas segala tawaran dalam bentuk apapun untuk membangun pos militer di seluruh wilayah Distrik Tigi Barat
Segera hentikan pembangunan jalan trans yang menghubungkan Distrik Tigi Barat ke Distrik Kapiraya
Segera hentikan illegal loging di Kampung Mogodagi
Melarang dengan tegas penjualan tanah, minuman keras, pinang dan membuang sampah sembarang di wilayah Distrik Tigi Barat
Menolak dengan tegas segala tawaran dalam bentuk apapun di Kampung Kogemani untuk membangun kantor PLTA.
 
Riport: Aris Yeimo

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *