Jayapura- Suara Fajar Timur.com. Rabu, 08 Desember 2021 keluarga besar Ikatan Mahasiswa Pelajar Pegunungan Bintang se-Indonesia kota study Jayapura mengadakan ibada bersama memperingati 40 hari 40 malam atas berpulangnya Wakil Buapti Pegunungan Bintang (Alm. Pieter Kalakmabin) di Oksibil-Ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang pada satu bulan yang lalu tepatnya Kamis, 28 Oktober 2021.
Pada momen ibadah 40 malam tersebut terkesan adanya pembiaran dari pihak pemerintah daerah. Hal ini dilihat dari persiapan pelaksanaan ibadah 40 malam yang dinilai tidak sesuai harapan Mahasiswa Pegunungan Bintang. Bahwasanya rencana ibadah 40 malam Alm. Pieter Kalakmabin akan dilaksanakan di Asrama Pemda Pegunungan Bintang dengan melibatkan seluruh Mahasiswa yang berada di kota study Jayapura, namun tidak terlaksana.
Hal ini disampaikan ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Pegunungan Bintang sdr.Steven Tengket (ketua) bersama Enikardus Marvin Malo (Sekjen).
Dalam pesan tertulisnya mewakili Mahasiswa Pegunungan Bintang menyatakan “ belasungkawa atas kepergian bapak Wakil Buapti Pegunungan Bintang sangat mendalam bagi kami mahasiswa. Kepergiannya membawa duka cita mendalam bagi seluruh rakyat Pegunungan Bintang khususnya Mahasiswa Pegunungan Bintang. Ibadah 40 malam yang dilakukan di Asrama Ngalum Putra merupakan bukan tempat layak untuk menghadirkan seluruh Mahasiswa HIMPETANG. Sejak hari pertama di makamkan sampai dengan hari ke 40 hari- 40 Malam Yang dilakukan oleh sebagian Mahasiswa di Asrama lama ( sekarang Asrama Ngalum) pada Hari Rabu 08 Desember 2021 lalu membawa suasana yang kurang kondusif. Menurutnya, Kami badan Pengurus IMPPETANG merasa kecewa Terhadap Pemerintah daerah Kabupaten Pegunungan Bintang setelah mengikuti dinamika setelah Terjadi tragedi Atas meninggalnya bapak wakil bupati Kab. Pegunungan Bintang. Karena selama duka yang dilakukan selama 40 hari dan 40 malam Pemerintah tidak pernah tunjukan muka di tempat duka hingga penutupan duka atau sampai duka berhakir pada hari Rabu 08 Desember 2021. Sehingga dengan Melihat ini, kami badan Pengurus IMPPETANG berpesan kepada Pemerintah Daerah Kab. Pegunungan Bintang ;
Pertama, Jika ada kejadian yang serupah atau ada pejabat Pegunungan Bintang yang meninggal pemerintah daerah harus serius menangani seperti ini, bukan hanya pejabat tetapi baik itu toko adat, toko perempuan, Mahasiswa toko agama maupun Rakyat biasa supaya tidak terjadi kecemburuan sosial yang menyebabkan rakyat konflik dengan prasangka yang tidak benar.
Kedua, Harapan Kami badan Pengur IMPPATANG bahwa kami berharap supaya pembiaran yang dilakukan selama duka 40 hari dan 40 malam selama bapak Alm Wakil Bupati meninggal dunia tidak boleh terulang kembali dan kedepannya apabila ada duka lagi maka perwakilan pemerintah harus hadir dan turut melakukan pengiburan kepada keluarga duka dan kami harap juga supaya pemerintah serius dalam hal-hal seperti ini.
Ketiga, Kami sangat mempriatin atas ketidak dukungan pemerintah daerah dalam acara penutupan duka ini karena Alm. Pieter sebagai wakil bupati adalah seorang figur pemimpin 02 Kab. Pegunungan Bintang yang seharunya diperlakukan secara layak oleh pemerintah daerah. Karena acara penutupan duka saja kami masih lakukan di tempat yang kurang layak. Sehingga kami sangat kecewa. Sehingga pada akhirnya kami bertanya Pemimpin Saja Dilupahkan Apalagi Kami Rakyat Kecil?
Dalam nada yang sama, Yosebus Tapyor (selaku koordinator) ibada 40 malam dalam pesan tertulisnya mengatakan, bagi kami mahasiswa dan masyarakat yangg berdomisisli kota jayapura, kerom dan sentani berpesan kepada Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang agar jabatan yg ditinggalkan bapa Alm. Pemda harus ikuti kemauan masyarakat Pegunungan Bintang untuk menduduki kursi yg ditinggalkan. Karena kursi tersebut masyarakat sudah beli dengan suara, maka itu mereka mau sosok pigur seperti apa yangg layak untuk menggantikan posisi bapa Alm. agar diakomodir demi kenyamanan daerah dan kelancaran kejar-kerja pemerintahan kedepan, pungkasnya.
Admin