Penyaluran Kekuasaan Menurut Perspektif “Suku Ngalum”

Penyaluran Kekuasaan Menurut Perspektif Suku Ngalum

Oksang: Tarian adat Suku Ngalum

 
Oleh: Yonson Y. Ningdana
(Penulis adalah mahasiswa dan Anggota Aplim Apom Research Group)
Pembaca yang budiman, kita sering mendengar bahwa kekuasaan itu identik dengan politik. Pandangan umum juga bahwa Politik diartikan sebagai suatu jalan untuk mencapai (menuju) kekuasaan.  Kita juga sering salah kapra dalam mengartikan kekuasaan. Banyak yang berpandangan bahwa kekuasan berarti memerintah semaunya atau memiliki kesempatan untuk memperkaya diri, keluarga dan kerabat atau bahasa politiknya Nepotisme. Pokoknya kekuasaan terdengar kasar dan identik dengan permainan tidak sehat, sesuatu yang menakutkan, jorok, kotor atau sebaliknya sesuatu yang berfaedah bagi mereka yang berkiprah dalam dunia politik.
Pertanyaanya adalah Mengapa kita memandang kekuasaan dengan cara demikian? Pada hal kita tahu bahwa tujuan seoarang penguasa atau pemiliki kekuasaan itu lahir dari perjuangan panjang dengan tujuan yang bermuarah atau berakhir  dalam bentuk kesejaterahan, keadilan, serta kemakmuran bagi seluruh masyarakat.
Dalam posisi ini, Kekuasaan menjamin seluruh aspek kehidupan manusia yang meraung dibawah kekuasaannya. Sehingga segala bentuk pembangunan merupakan wajah dari cikal bakal sang penguasa sebab dengan kesadaranya sebagai manusia yang sedang mengolah, mengatur dan menjamin hak hidup masyarakat secara holistik. Dengan penuh tantangan dan pertimbangan yang matang, tuntutan sebagai penguasa yang memiliki akal budi untuk memerintah masyarakatnya tidaklah mudah. Mengapa? sebab harus membutuhkan kesiapan dan persiapan yang matang dalam diri seorang pemimpin.
Dalam tulisan ini penulis akan mengangkat beberapa aspek yang juga sangat penting untuk memberikan pemahaman mengenai penyaluran kekuasaan dalam lingkungan pemerintahan modern berdasarkan nilai-nilai budaya dalam menyalurkan kekuasaan yang dimiliki setiap suku bangsa di dunia termasuk Indonesia khususnya Papua dalam perspektif suku Ngalum. Sehinggah yang menjadi fokus dalam pembahasan tulisan ini adalah apa itu kekuasaan? Bagaiman cara mendapatkan dan menjalankan kekuasaan? Dan apa itu penyaluran kekuasaan? . Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan kilasan dari penulisan artikel ini dalam relevansinya dengan penyaluran kekuasaan menurut suku Ngalum.
Dalam suku Ngalum, penyaluran kekuasaan itu berdasarkan kematangan diri sesorang dalam proses yang panjang. Dalam arti bahwa bukan ditunjukan karena orang terdekat, tersayang atau karena memiliki jasa tertentu yang bersifat semata tetapi karena dinilai memiliki kemampuan untuk memimpin. Dalam mengukur kemampuan seoarang calon pemimpin, suku Ngalum melewati beberapa cara seperti, tahap inisiasi (pendidikan adat), penilaian prilaku hidup keseharian (hidup praktis), dan memiliki rasa tanggung jawab dalam bekerja, serta memiliki relasi sosial  dalam interaksinya yang bernilai dengan alam, sesama manusia beserta Atangki (Sang Khalik).
Apa itu Kekuasaan?
Dalam Wikipedia bahasa Indonesia, kekuasaan berarti kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Dalam arti bahwa seprang penguasa memiliki kesempatan untuk mengarahkan, mengatur, menjamin atau mengolah masyarakat berdasarkan kemampuan yang ada pada pemimpin tersebut. Robert Mac Iver mengatakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk mengendalikan tingkah laku orang lain baik secara langsung dengan jalan memberi perintah atau dengan tidak langsung dengan jalan menggunakan semua cara atau alat yang tersedia.
Secara singkat Robert mengartikan kekuasaan sebagai pembentukan nilai-nilai hidup atau memberikan pengaruh bagi orang lain dengan menggunakan kesempatan kepemimpinannya. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan timbal balik, ada yang memerintah dan ada yang diperintah.Manusia menjadi subjek sekaligus objek dari kekuasaan. Dan juga kemampuan merupakan penggunaan sejumlah besar sumber daya (aset, kemampuan) untuk mendapat kepatuhan dan tingkah laku menyesuaikan dari orang lain (Charles I, Adrian, 1992: 30).
Apa itu penyaluran kekuasaan?
Menurut KBBI penyaluran kekuasaan berarti menyerahkan sebagian kekuasaan dan tanggung jawab manajemen dari pemegang kekuasaan. Berarti pemberian kesempatan guna membaktikan agar terlibat. Secara harafia penyaluran kekuasaan bisa dikatakan membagi posisi jabatan, memberi kepercayaan dan tanggung jawab, dan sebagainya. Nilai-nilai dari pembagian kekuasaan ini terlihat gampang namun sulit untuk menjalankannya. Tanggung jawab berarti Menjawab kerinduaan, harapaan, dan permintaan pemimpin maupun masyarakat. Kesempatan berarti memiliki peluang untuk belajar dan juga membuktikan diri. Bagi suku Ngalum menerima kepercayaan untuk memimpin bagian tertentu dalam struktur kepengerusaan adat berarti ditanggapi sebagai suatu keharusan yang wajib. Mengapa? Sebab dipilih bukan karena kepentingan semata yang lahir secara spontan, melainkan karena hak warisan yang layak disyukuri dan dijalankan. Suatu keharusan karena dipilih dan dipercayaakan untuk bertanggung jawab. Sekali lagi penulis tegaskan bertanggung jawab karna diharapkan untuk mendatakan perubahan dalam menata hidup sesuai dengan perkembangan zaman berlandaskan nilai-nilai budaya kita.
Kekuasaan Menurut Perspektif Suku Ngalum
Dalam kehidupan Suku Ngalum, kekuasaan identik dengan menjaga dan mengatur keharmonisan hidup bersama sesama manusia, alam, leluhur, dan Atangki (Tuhan) berdasarkan nilai-nilai yang sudah diwariskan secara turun temurun dari moyang pertama. Sehingga bagi suku Ngalum tidak diajarakan nilai baru tetapi dengan nilai yang diwarisan menghasilkan manusia yang baru. Kekuasaan berari kesempatan maka penyebutan bagi pemipim kekuasaan dalam Suku Ngalum ialah Ngolki untuk pemimpin tunggal dan Ngolker untuk pemimpin yang terdiri dari beberapa orang. Mereka ini yang memiliki kesempatan untuk mengatur, menata dan mengolah segala bidang kehidupan masyarakat Ngalum dengan sesama, alam dan Atangki (Tuhan). Mereka pulah mempunya pengaruh untuk mempengaruhi kehidupan dengan kebijaksaan hidupnya agar masyarkat Ngalum sehat secara hidup jamani maupun rohani.
Cara mendapatkan kekuasaan, secara singkat kekuasaan bisa diperoleh dari aspek seperti kedudukan karena memiliki posisi untuk mengatur; dan kepercayaan karena yang bersangkutan memiliki kepercayaan dari masyarakat. Dari aspek kedudukan dan kepercayaan yang terpenting adalah kepercayaan. Mengapa aspek kepercayaan itu penting? Sebab kepercayaan lahir bukan karena situasional tetapi karena sudah teruji dalam masyarakat. Teruji kalau kepercayaan mereka bisa ditanggujawabkan.
Bertanggung jawab berarti bukan menanggun beban dengan paksa tetapi menjawab harapan dan kerinduan secara nyata dalam kehidupan masyarakat. Bagi kehidupan suku Ngalum, memperoleh kekuasaan bukan dengan menunjuk atau mengadakan kesepakatan tetapi melewati suatu proses pendewasaan secara adat mapun kehidupan kesehariaan. “Yang dianggap memiliki kealihan, keterampilan atau pengetahuan untuk menjadi Ngolki/Ngolkur atau Ngolkaer membutuhkan proses yang panjang dengan mengikuti berbagai jenjang pendidkan dan upacara-upacara sakral inisiasi agar dibentuk menjadi pribadi yang matang secara intelektual, emosional dan spritual” (Sitokdana Melkior, 2017).
Tahap-tahap memperoleh kekuasaan (kesempatan) bagi orang Ngalum untuk mengatur, menjaga dan menjamin keharmonisan dengan manusia, alam, leluhur dan terlebih dengan Atangki (Tuhan) lahir dari proses kehidupan dalam mengembankan diri berdasarkan pendidkan dalam adat, agama, dan Ilmu pengetahuan. Ketiga tunggu api ini menjadi pondasi pembentukan intelektual dan karakter manusia Ngalum yang memeiliki integritas diri yang utuh.
Cara Menjalankan Kekuasaan?
Di awal sudah dikatakan bahwa kekuasaan berarti kesempatan untuk mengatur, mengolah dan menjamin keharmonisan hidup dengan sesama manusia, alam, leluhur dan Tuhan. Dengan demikian secara tidak langsung memberikan pemahaman kepada kita cara menjalankan kekuasaan yang baik. Secara singkat beberapa cara menjalanakan kekuasaan yang baik adalah mengikuti prosedur hukum yang berlaku, dengan jujur, baik, adil, transpran (terbuka), bersih, tegas dan lain-lain. Dalam kehidupan suku Ngalum menjalankan kekuasaan sama seperti pemerintahan modern pada mumnya yakni mengutamakan keadilan, kesejaterahan dan kemakmuran.
Selain itu membangun hubungan yang intim dengan sang Pencipta/Tuan (Atangki). Cara ini dijalakan dengan membagi kekuasaan berdasarkan marga-marga dalam masing-masing rumah adat (Iwol). Tidak otoritas dan juga mileristik tetapi dijalankan dengan cara kekerabatan.
Dengan demikian, pemimpin yang memiliki keuasaan dapat bertujuan mengolah, mengatur dan menjamin masyarakat sesuai dengan kekuasan dan kemampuan yang sudah diuji dalam tiga tungku Api yakni pendidikan adat, agama dan ilmu pengetahuan. Sebab kekuasaan berarti kesempatan untuk mengatur, mngolah, dan menjaga keharmonisa manusa, alam dan Tuhan demi kebaikan atau keselamatan bersama yang dimaknai orang Ngalum dalam bentuk salam khasnya yaitu Yepmum (*)
Editor: Erik Bitdana
 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *