(*Oleh: Erick Bitdana
PENGANTAR
Dalamperkembangan kehidupan manusia di dunia ini, perubahan itu dinamis. Artinya Perubahan dalam bentuk apa pun sifatnya dapat terjadi kapan saja, dimana saja dan dapat menimpah siapa saja secara personal maupun holistik. Perkembanganteknologi globalisasi saat ini, manusia dengan kemampuan akal budinya mampu menciptakan beragam jenis sarana dan prasarana penunjang kebutuhan hidup manusia termasuk hal yang membahayakan kenyamanan hidup manusia itu sendiri.
Takterpungkiri, dunia saat ini secara global telah, sedang dan akan terus menghadapi salah satu dari sekian banyak hasil buatan manusia yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia yaitu Virus Corona (Covid-19) yang bermula di kota Wuhan-China sejak Februari 2019 hingga 2020 dan akan terus berlanjut di 2021 tahun yang baru ini. Dalamkeadaan siap atau tidak, terima atau tidak, baik atau buruk, perkembangan zaman sudah menjadi bagian dari hidup manusia di zaman milenial ini, termasuk perubahan hidup manusia dalam relasi sosial, bidang kerja, pendidikan, pelayanan hingga merembes diseluruh lini kehidupan.
Perubahan tersebut terlihat dari terputusnya mata rantai kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, agama, ekonomi, politik, dan dalam semua sector perkembangan termasuk sector pendidikan dan berbagai bidang hidup lainya menjadi terkendala menurun.
Dalam tulisan ini, penulis memfokuskan diri terhadap perubahan proses pembelajaran di bidang pendidikan tingkat Perguruan Tinggi dalam situasi covid-19 yang dialami mahasiswa-mahasiswi di Papua khususnya Mahasiswa STFT Fajar Timur Abepura-Papua.
Melihat pentingnya (urgensitas) pendidikan di Papua, dalam ulasan ini penulis membatasi diri terkait perkembangan sekaligus pengaruh Covid-19 terhadap pembelajaran online seputar pembelajaran mahasiswa di seputar kota Jayapura-Papua dan khususnya di STFT Fajar Timur, Abepura-Papua. Dalam tulisan ini akan dikaji secara metode wawancara, bagaimana para mahasiswa menanggapi sekaligus mengalami budaya baru ini dalam pengalaman study online di lingkungan Kampus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur secara internal maupun eksternal.
Juga guna memperkaya ulasan ini, penulis akan mencari data seputar pengaruh pembelajaran online secara umum di Papua dan Indoensia. Disisi lain membuka kemungkinan untuk mengenal lebih dalam, bagaimana rasanya para mahasiswa mengikuti proses belajar online dari rumah sebagai salah fenomena dan budaya baru, Apa saja suka-duka yang dialami, kendala-kendala dan sekaligus apa harapan mahasiswa kedepan dalam semester pada tahun 2021 mendatang?
Penulis juga ingin mengetahu lebih jauh bagaimana para mahasiswa menanggapi kehadiran covid-19 sebagai budaya baru, Bagaimana praktik belajar sehari-hari para mahasiswa STFT Fajar Timur? Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi informasi terhadap wawasan sosial budaya para mahasiswa? Bagaimana para mahasiswa menempatkan dirinya dalam dinamika masyarakat yang terdampak vandemi virus corona? Apa dan bagaimana tantangan sosial budaya yang di alami masyarakat dan bagaimana cara menghadapinya?
URGENSITAS PENDIDIKAN DI PAPUA
Pendidikan adalah kunci keberhasilan seseorang dan senjata ampuh untuk menghadapi dunia dewasa ini. Pendidikan memainkan peran penting sebagai tolok ukur perkembangan dan kemajuan. Boleh saya katakan pendidikan adalah nadi yang memperlancar peredaran darah di setiap organ tubuh untuk menghidupkan sekaligus memampukan tubuh melakukan aktivitas.Karenanya, pendidikan diutamakan walau situasi dan kondisi kurang bersahabat. Sepertinya kondisi dan situasi pendidikan yang dihadapi Indonesia dan Papua dalam masa Vandemi ini.
Pendidikan juga diartikan sebagai proses formasi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pesesrta didik. Sebab itu, pendidikan harus diprioritaskan. Walau kondisi pendidikan saat ini cukup miris dan cukup memprihatinkan yang telah kita alami dan juga seperti yang dilansir dalam media Kompas.com Rabu, 29 Januari 2020, memuat berita terbaru bahwa tantangan yang dihadapi oleh peserta didik Papua saat ini adalah minimnya buku bacaan di perpustakaan serta kurangnya tersediahnya jaringan internet. Dengan melajuhnya covid-19, tercatat bahwa formasi pendidikan di seluruh daerah khususnya Indonesia mulai mengikuti instruksi dari pemerintah yakni, belajar dari rumah (home learning). Namun, proses home learning pun tidak cukup menjamin keefektifan dan kelancaran proses pembelajaran peserta didik di Papua. Dilansir dari media BBC News.com 02 Juni 2020 menyuguhkan berita terbaru kepada semua masyarakat bahwa, di tengah pandemi covid-19 ini tercatat bahwa proses pembelajaran dan juga aktivitas akademik peserta didik tertinggal cukup signifikan.
Fenomena ini sekaligus menandaskan bahwa proses pembelajaran home learning yang diterapkan oleh pihak pemerintah mengundang pro-kontra ditengah kalangan akademisi. Fakta ini juga menjadi ketertarikan penulis untuk menandaskan bahwa proses pendidikan di tengah pandemi covid-19 ini cukup memprihatinkan. Karena itu kondisi ini cukup mencemaskan perkembangan Sumber Daya Manusia di Papua.
Dengan melihat Esensi dari pendidikan itu sendiri bahwa pendidikan adalah sebuah proses memanusiakan manusia untuk menjadi pribadi yang bertumbuh dan berkembang menuju pribadi yang benar-benar matang dalam berpikir. Atau meminjam bahasa Lonergan, pendidikan adalah pemanusian manusiawi demi hal yang bernilai, baik, bijaksana, kreatif dan mandiri. Yang baik dan bernilai pada umumnya merupakan suatu esensi hidup yang merupakan sesuatu yang baik sebagai objek sekaligus baik sebagai subjek yang berkembang dan bertumbuh menjadi pribadi yang matang. Sebab itu, pendidikan sesungguhnya bukan soal berbicara lalu selesai, melainkan bagaimana cara membentuk pribadi manusia untuk sungguh-sungguh bertumbuh menuju kematangan pribadi dalam aspek personal, sosial, iman dan kognitif dan kearifan dalam berpikir.
Dengan demikian melalui pendidikan setiap pribadi dimampukan untuk hidup sesuai dengan norma dan aturan yang benilai dalam penerapan ilmu. Atau mengutip bahasa Freeman Butt, pendidikan adalah suatu proses menuju kedewasaan hidup. Sehingga individu diajarkan kesetiaan dan kesediaan mengikuti aturan, mengembangkan bakat secara mandiri serta suatu proses yang membantu setiap individu untuk hidup baik dan berlaku bijak di tengah masyarakat. Untuk itu, pada titik ini perlu diketahui bahwa pendidikan bukanlah sebuah keterberian, yang datang secara alamiah, natural dan tanpa perjuangan, melainkan suatu formasi yang terus berlanjut (On going formation) yang terus diutamakan walau situasi tak bershabat seperti halnya berlangsungnya proses belajar mengajar dimasa vandemi ini.
SEKILASSEJARAH PENYEBARAN CORONA VIRUS
Seperti dikutip dari World Health Organization (WHO), virus Corona berasal dari Coronaviruses (CoV) yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Sedangkan untuk Novel Coronavirus (nCoV) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus Corona merupakan zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Menurut penyelidikan yang telah dilakukan, SARS-CoV ditularkan dari kucing luwak atau yang lebih dikenal dengan musang ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Namun beberapa virus Corona juga dikenal beredar pada hewan-hewan yang sebelumnya belum pernah menginfeksi manusia.
Gejala infeksi virus Corona sendiri cukup sulit dilihat pada awalnya. Hal ini dikarenakan tidak semua orang yang sudah terinfeksi akan langsung memperlihatkan gejala-gejala awal dari virus Corona. Dibutuhkan 2 hingga 14 hari sampai orang yang sudah terinfeksi tersebut mengeluarkan tanda atau ciri-ciri virus Corona. Selama tenggang waktu tersebut bisa saja orang-orang yang terinfeksi tanpa sadar menularkannya kepada orang lain. Inilah mengapa sangat penting untuk mengisolasi diri di dalam rumah terlebih dahulu selama kurang lebih 2 minggu, terutama bagi orang- orang yang baru saja bepergian ke luar negeri atau melakukan kontak dekat dengan pasien terjangkit virus Corona.
Agar lebih paham mengenai apa yang dimaksud virus Corona dan gejalanya, berikut ini beberapa ciri-ciri orang yang terinfeksi virus Corona dengan tingkat yang lebih rendah seperti dikutip dari CDC: Demam, Batuk dan Sesak napas sedangkan untuk pasien dengan tingkat yang lebih tinggi akan mengalami gejala virus Corona berupa: Sulit bernapas atau napas pendek, Nyeri atau sakit pada bagian dada, Pusing atau tidak mampu berdiri dan menggerakkan tubuh dan bibir atau wajah tampak membiru. Untuk lebih jelasnya mengenai apa yang dimaksud virus Corona, berikut ini ciri-ciri virus Corona pada manusia hari demi hari seperti dikutip dari Business Insider Singapore berdasarkan data dari Zhongnan Hospital of Wuhan University:
Cara yang terpenting untuk mencegah infeksi Covid-19 atau virus Corona adalah dengan menjaga kesehatan dan kebersihan. Seperti dikutip dari WHO, rekomendasi dasar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun, menutupi mulut dan hidung ketika batuk atau bersin, dan memasak daging dan telur hingga matang. Selain itu, hindari kontak langsung dengan siapapun yang menunjukkan gejala virus Corona, seperti sesak napas, batuk, dan bersin. Demikianlah beberapa hal yang perlu diketahui mengenai apa yang dimaksud virus Corona.
PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP WAWASAN SOSIAL BUDAYA
Pengalaman hidup baru yang dimulai semenjak Covid-19 terdapat pada aktivitas manusia yang dialifungsikan dalam bentuk online. Seperti yang dilansir dalam Surat Edaran Gubernur Papua Nomor 440 / 12277 / SET Tanggal 4 Agustus 2020 tentang Vandemi Covid-19 adalah masalah sosial. Karena itu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam situasi covid adalah kewajiban bagi setiap mahasiswa. Agar saling menjaga dan mengikuti protocol kesehatan, maka mahasiswa dengan kesadaran penuh mengambil bagian dalam situasi umum dengan cara: mengikuti informasi dari berbagai media informasi, baik media tulis, visual maupun audio atau musik, untuk meningkatkan kesadaran ditengah masyarakat dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19.
Hal ini dilihat dai kerja sama pemerintah provinsi Papua dengan media massa utama di Provinsi dan Kabupaten/Kota, seperti televisi, media online, radio dan sejenisnya, untuk memberikan pendidikan dan penjelasan mengenai kehidupan masyarakat yang produktif dan aman Covid-19 kontekstual Papua. Selain itu, berbagai kelompok peduli covid-19 dengan tujuan baik mengembangan jaringan dan grup media sosial untuk secara terus menerus menyebarkan informasi yang benar mengenai Covid-19 dan dampaknya, serta bagaimana dapat beradaptasi dalam kehidupan baru menuju masyarakat produktif dan aman Covid-19 kontekstual Papua. Kerjasama lintas sektor termasuk dengan Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Kelompok Masyarakat dalam memberikan sosialisasi dan edukasi dalam penanganan Covid-19, terutama untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan beradaptasi dengan kebiasaan baru yang produktif dan aman Covid-19 serta menghilangkan berbagai stigma keliru mengenai Covid-19.
Hal serupa pula yang dilakukan pemerintah dalam berbagai sector. Seperti halnya sector agama dan pendidikan. Dimana pemerintah secara bertahap membuka kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan dengan memperhatikan protokol pencegahan penyebaran Covid-19, yaitu menghindari kerumunan dalam skala besar, menjaga jarak, mengenakan masker dan rajin mencuci tangan. Setiap fasilitas sosial dan keagamaan diwajibkan untuk melakukan desinfektan secara berkala, menyediakan tempat mencuci tangan dan menerapkan protokol kesehatan.
Dalam kegiatan belajar-mengajar dan aktivitas perkuliahan dalam bentuk tatap muka akan dibuka secara bertahap dan selektif setelah mendapat rekomendasi kesiapan sekolah dari Bupati dengan memperhatikan penerapan protokol kesehatan, kecuali Kota Jayapura seluruhnya tetap dilaksanakan dari rumah.
MAHASISWA STFT FAJAR TIMUR MENEMPATKAN DIRI TERHADAP DINAMIKA MASYARAKAT YANG TERDAMPAK VANDEMI COVID-19
Berangkat dari pemahaman bahwa kata menempatkan diri identic dengan posisi atau latarbelakang dan status seseorang secara personal atau komunal menanggapi suatu situasi yang mengharapkan pertolongan kita dimana pun kita berada dan menanggapi terkait problematika masyarakat umum. Berdasar pada tujuan penulisan ini, covid-19 merupakan virus menular yang sangat berbahaya dan sampai sekarang belum ditemukan vaksin. Jika demikian mereka yang sudah terjangkit virus ini sudah dinyatakan mengalami korban jiwa. Menurut data terbaru yang dilansir dari iNews Papua.Id. pada 5 bulan September 2020 lalu terus meningkat. jumlah korban jiwa di Papua berkisar antara 101 pasien terkonfirmasi positif Virus corona, tercatat 4.074 warga terpapar Virus, pasien sembuh bertambah 3.247 orang dan 49 pasien dikatakan meninggal. Sementara data pasien di Indoensia secara umum ditemukan Jumlah kasus virus corona terus bertambah dari 4.617 menjadi 538.883 kasus (Merdeka.com, 30 November 2020).
Melihat dan membaca situasi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi semua orang terutama mahasiswa STFT Fajar Timur dengan latarbelakang pendidikan kemanusiaan dan ketuhanan turut merasakan situasi kemanusiaan ini. Oleh karena itu mahasiswa sebagai calon pemimpin gereja mengambil sikap untuk mendoakan keselamatan jiwa-jiwa bagi mereka yang meninggal, terus mendoakan pemerintah agar bijaksana dalam mengambil kebijakan umum yang sifatnya menjamin kebaikan umum, mendoakan para medis yang selalu menghorbankan tenaga, waktu dan dirinya demi melayani pasien, terus mendoakan agar vaksin virus ini ditemukan secepat mungkin atau virus corona hilang dari tengah-tengah penderitaan ini melalui kuasa Tuhan.
Inilah harapan sekaligus doa yang selalu menjadi bagian dalam hidup mahasiswa yang menjiwai nilai-nilai kehidupan. tidak hanya itu, mahasiswa juga menyumbangkan ide/pikiran guna menegur dan mengingatkan melalui refleksi dalam bentuk tulisan dan lisan melalui media yang ada agar iman kepada Allah tetap dipertahankan. Sebab menghadapi masa-masa sulit seperti saat ini kadang iman orang beriman dicobai. Entah maksud Allah atau tidak, semua membuka kemungkinan untuk berpikir bebas, merefleksikannya sesuai konteks dimana iman sedang dicobai.
Dengan demikian, tugas trinitas sebagai imam, raja dan nabi mengambil peran ditengah hiruk-pikuknya situasi sosial yang krusial ini melalui doa dan teguran iman. Dalam hal ini Jhon Piper, dalam bukunya tentang Corona and Christ: 2020, 33 yang terbit baru-baru ini mengatakan “seseorang ingin menolong orang-orang yang rindu menemukan kerinduan dan kedambahan Allah dalam kehendak Allah”. Allah melalui corongnya hendak memberi sebuah penjelasan atas teks Firman Tuhan demi membangkitkan ibadah umat. Dan melalui kotbah pelayan gereja Allah membangkitkan tindakan melihat, mendengar, merasakan dan menikmati kemuliaan Kristus dalam imanya (bdk. John Piper: 2020, 1-2).
TANTANGAN SOSIAL BUDAYA YANG DIALAMI MAHASISWA UMUM
Pengalaman proses belajar online yang dialami Mahasiswa secara umum di lingkungan kota study Jayapura
Berdasarkan data wawancara yang diperoleh penulis, hampir sebagian besar mahasiswa diluar maupun mahasiswa STFT mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan situasi sosial yang ada. Walaupun ada saja tantangan-tantangan yang dihadapi pada masa awal proses perkulian berlangsung. Karean memang situasi juga berubah tak terduga, sehingga penyesuaian dengan situasi hidup baru dimasa covid-19 ini menjadi problem besar yang dihadapi melalui beragam usaha.
Pada umumnya jika dilihat secara negative, banyak narasumber bahakan penulis sendiri mengeluhkan tentang hal yang sama pada masa awal perkuliaan seperti halnya kurang menguasai iptek atau penggunaan aplikasi belajar online Microsoft Teams yang ditawarkan, kekurangan pulsa data untuk mengakses internet, kurang memahami benar tentang mata kuliah yang ditawarkan atau dipelajari lewat online, kurang membaca buku, lebih fokus pada berita luar ketimbang belajar menekuni bahan kuliah atau membaca buku bacaan selayaknya mahasiswa, merasa bosan, jenuh dan kurang semangat karena kelamaan tinggal dirumah, alat penyediaan jaringan tidak mendukung dan banyak tugas kuliah yang diberikan dosen.
Tidak hanya itu, keluhan lain adalah kurang konsentrasi saat kuliah berlangsung karena kuliah sambil chatting, kuliah sambil telponan, kuliah sambil ceritra, kuliah sambil makan, merokok, kuliah sambil berpergian, kuliah sambil tidur, mengantuk lebih dominan, kurang aktif bertanya atau tidak menyumbangkan pendapat saat kuliah diskusi, terlambat bangun pagi, terlambat absensi daftar hadir dan berbagai alasan lainya.
Semua ini hendak memberi gambaran dalam seluruh pengalaman proses study selama masa pandemi ini. Dan situasi ini menunjukan adanya budaya baru yang sudah, sedang dan akan dialami mahasiswa di beberapa bulan terakhir ini. Berdasarkan pengalaman baru ini, hampir sebagian besar mahasiswa mengharapkan untuk kembali kuliah selayaknya situasi normal.
HASIL WAWANCARA KETUA REKTOR STFT FAJAR TIMUR
Berdasarkan hasil wawancara Rektor STFT Fajar Timur Abepura-Papua yang dirilis media Suara Fajar Timur. Com (10/10/2020) terkait berlangsungnya proses kegiatan perkuliaan dilingkungan kampus pada umumnya adalah pilihan utama setiap kampus di Papua dalam situasi vandemi covid-19 ini. Kita bersyukur bahwa, kasih Tuhan dan doa umat di Papua senantiasa memberikan jalan walau situasi dan kondisi tidak menentu dalam proses perkulian berlangsung secara online demi perkembangan dan kemajuan pendidikan di Papua. Hal ini ditegaskan langsung oleh Pastor Dr. Yanuarius T. M. You, selaku ketua Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur disela-selah Perayaan Ulang Tahun STFT Fajar Timur yang ke-53 pada Sabtu/10/10/2020.
Walau penyediaan jaringan internet di Papua sering dibatasi dengan minimnya sarana-prasarana untuk menunjang proses perkuliaan dengan lancar bukanlah suatu hal yang menjadi hambatan mengukir mimpi bagi Mahasiswa STFT Fajar Timur.
Seperti halnya dikampus-kampus lain, Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur dan seluruh Civitas Academika STFT Fajar Timur bisa menjalankan kuliah online dengan lancar. Menurutnya, boleh dikatakan kampus STFT Fajar Timur adalah salah satu kampus dari sekian banyak kampus di Papua yang cukup konsisten menjalankan kuliah online dengan baik. Hal ini dilihat dari realita keaktivan mahasiswa maupun para dosen dalam menlangsungkan kuliah online setiap jam kuliah melalui Microsoft Teams dengan jaringan wifi yang tersedia di lingkungan kampus maupun di setiap rumah study pada umumnya lancar walau ada saja mengalami kendala.
Menurutnya, hal pendukung utama yang mempermudah kelancaran kuliah online ialah tersediahnya sarana-prasrana yang disediakan para Uskup-uskup se-Regio Papua disetiap rumah study masing-masing, tersediahnya wifi juga di kampus, para mahasiswa sebagian besar tinggal di asrama –komunitas (Seminari) sehingga sangat mempermuda proses kuliah maupun sebagian besar dosen di lingkungan seminari sehingga diberikan kemudaan melangsungkan perkuliaan pada masa covid-19 ini.
Jika dibanding dengan perkuliaan mahasiswa di kampus lain, baik yang swasta maupun negeri seperti yang disampaikan pertemuan ketua-ketua sekolah pada kesempatan sebelumnya bahwa tidak semua mahasiswa partisipasi aktif dalam melangsungkan kuliah online. Hal ini bukan menjadi perbandingan atau mengunggulkan nama STFT tetapi kenyataanya bisa kita lihat, alami dan dengar tentang situasi kita.
Walau masih saja ada kendala namun tetap bersyukur atas semua kebaikan Tuhan melalui umat Allah di Papua yang senantiasa mendoakan dan menyumbangkan dana melalui sponsor (Para Uskup) maupun donator-donatur yang selalu saja memperhatikan kita lewat caranya masing-masing. Agar STFT Fajar Timur selalu menjadi wadah untuk menciptakan tenaga-tenaga pastoral dari ke-lima Kesukupan dan dua ordo demi menjawab harapan umat. Karena itu sebenarnya STFT Fajar Timur memiliki hutang besar untuk membalas budinya. Karena itu, harapan ketua sekolah sekaligus pembinah rumah study ini menegaskan kepada para mahasiswa untuk memanagement dengan baik waktu yang diberikan study, tidak terlena dengan hadirnya pengaruh perkembangan zaman tetapi penting untuk menanamkan rasa tanggungjawab dalam diri untuk membalas budi umat Allah di tanah Papua. Sebagai penutup dalam akhir wawancaranya, ketua sekolah menyatakan Bersyukur Bisa Menjalankan Kuliah On-Line Dengan Cukup Konsisten.
PENUTUP
Menjalankan kuliah online dengan cukup konsisten adalah pernyatan yang memperlihatkan maksud kajian ini. Walaupun gambaran situasi diatas sedikit lebih ekstrim namun dibalik terciptanya budaya baru ini, ada banyak hal yang dipelajari sebagai bagian dari masyarakat modern. Bahwa situasi perkembangan teknologi sedang menuntut manusia untuk menyesuaikan diri denganya zamanya. Menolak atau tidak, suka tidak suka masa vandemi mengajarkan banyak hal yang semestinya disyukuri, diakui, diterima dan dimiliki sebagai bagian dari hidup. Kebanyakan mahasiswa yang menjadi responden menyatakan merindukan kuliah tatap muka seperti biasa selayaknya situasi normal dan lainya pun menyatakan kesenanganya dalam mengikuti kulliah online dengan pertimbangan tidak perluh mengeluarkan biayah jarak transportasi, tersediahnya jaringan internet dikampus dan rumah study, pulsa data dibiayai langsung dari Kementrian Dinas Pendidikan dan berbagai sarana penunjang difasilitasi. Pendidikan adalah proses formasi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pesesrta didik. Sebab itu, pendidikan harus diprioritaskan walau proses home learning pun tidak cukup menjamin keefektifan dan kelancaran proses pembelajaran peserta didik di Papua.
Referensi
1. Piper. John. CORONA VIRUS AND CHRIST (Kristus dan Virus Corona), Jawa Timur: Literatur Pekantas Jawa Timur, 2020
2. Wawancara Tiga Orang Narasumber (pada tanggal 26 November 2020)
3. Pengalaman pribadi dalam mengalami situasi covid-19
4. https://www.kemendikbud.om dalam siaran pers/A6/2020 (PDF) tentang: PEDOMAN PENYELENGGARAAN BELAJAR DARI RUMAH ( Di unduh pada 30 September, 2020)
5. Surat edaran Gubernur Papua No. 440/8611/ SET tanggal 19 Juni 2020 tentang PENCEGAHAN, PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN CORONA VIRUS DISE ASES DI PROVINSI PAPUA
6. Sri Rahmadani Lubis. Dampak Negatif Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19 (www.Kompasiana.id. Diunduh pada 30 September, 2020)
7. www.jagadpapua.com. Belajar Daring punya dampak Positif dan Negative ( di unduh pada 30 September, 2020)
8. https://www.kompasiana.id. RATUSAN RIBUH PELAJAR DI PAPUA TIDAK BISA BELAJAR SECARA DARING. (Disearch pada 01 Oktober, 2020)
9. Vina Oktiani – wolipop. https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-4946027/apa-yang-dimaksud-virus-corona-ini-asal- mula-hingga-gejala-covid-19 (diunduh pada 30 November 2020)
Penulis adalah Mahasiswa dan Anggota Kebadabi Voice, di STFT Fajar Timur Abepura-Papua