Oleh: Piet Supardi
Setiap beberapa jam, kita minum air dan makan. Kita mulai dengan sarapan pagi, makan siang, makan malam. Belum lagi makanan/minumam ringan, yang setiap saat bisa kita konsumsi. Pokoknya, tubuh fisik membutuhkan makanan dan minuman secara teratur.
Kalau terlambat makan, atau seharian tak makan, maka tubuh menjadi lemah, tak berdaya, tidak bisa beraktivitas. Terkapar!
Acapkali, kita sibuk memberi makan tubuh fisik, sampai melampaui kebutuhan tubuh! Lihatlah tubuh kita!
Kita lupa bahwa selain tubuh fisik kita memiliki jiwa rohani, yang juga membutuhkan santapan rohani. Kita lupa memberi makan jiwa rohani. Dampaknya, bisa jadi tubuh fisik begitu gagah perkasa, tapi jiwa rohani rapuh.
Seperti rumah megah dibangun di atas fondasi pasir, datang angin dan badai merobohkannya seketika! Begitulah hidup kita, kalau hanya kekar di tubuh fisik, dan rapuh di jiwa rohani, maka akan terkapar tak berdaya meskipun hanya tantangan kecil datang menghadang.
Ketika duduk makan, hendaklah kita ingat, apakah jiwa rohani sudah mendapatkan makanannya? Bagaimana memberi makan jiwa rohani? Apa jenis makanan, mineral, vitamin yang bikin sehat jiwa rohani?
Bersyukur. Mengucap syukur. Perbanyak syukur.
Berbuat baik. Melakukan perbuatan-perbuatan baik, kepada siapa saja, bahkan kepada mereka yang melukai kita, tetaplah berbuat baik.
Mengampuni. Mau mengampuni tanpa syarat apa pun!
Memperhatikan orang miskin. Kita bisa kurangi porsi makan, kebiasaan belanja/koleksi barang mewah. Kita mau berbagi dengan orang kecil, orang miskin, anak2 terlantar, dst.
Dan….masih banyak kebijaksanaan lainnya! Lakukanlah!
Ada protes?! Doa! Ya, kita berdoa di dalam perbuatan-perbuatan baik itu. Doa hening, dalam diam, kita terhubung dengan segalanya, Pencipta dan semesta!
Tak lupa, tubuh fisik, dan jiwa rohani berziarah di muka bumi, maka aspek ekologis janganlah diabaikan. Untuk menghormati alam, bersikaplah ugahari, hidup sederhana, tanpa menumpuk kekayaan duniawi yang bikin rusak alam.
Sebagaimana kita memberi makan tubuh fisik, hendaklah kita pun tak lupa memberi makan jiwa rohani, sambil selalu ingat pada alam semesta supaya kita mengalami keseimbangan hidup, jasmani, rohani, sosial dan ekologis.
Sorong, 23-02-2022
)* Penulis Adalah Alumnus STFT “Fajar Timur” Abepura-Papua.
Publisher: Admin