HIV/AIDS Versus Covid-19

 
Oleh: Timotius Boma
Sejak tahun 2019 corona muncul di wuhan negara china banyak orang yang meninggal dunia sehingga mengakibatkan dunia pada gonjang ketakutan.
Oleh sebab itu,semua orang mengisolasi di rumah tidak melakukan aktifitas di luar dengan baralasan proses penyebarang virus melalui sentuhan badan dan akan diserang jantung sehingga membahayakan bagi tubuh manusia.
Selain itu,pemerinta juga mengambil kebijakan dan membatasi waktu untuk melakukan aktifitas masyarakat di luar rumah dengan menggunakan protokol kesehatan yakni menjaga jarak,memakai masker dan mencuci tangan.
Dengan gonjangan virus yang mematikan itu menyebabkan masyarakat mengisolasikan diri di rumah namun ada banyak orang yang ikut tercangkir virus covid-19 sehingga pusat perhatian pemerinta maupun tenaga kesehatan mengarah ke virus covid-19 untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini dengan mengambil beberapa kebijakan dan membatasi masyarakat melakukan aktofitas diluar rumah.
Sementara Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS ) yang suda di temukan pada tahun 1920 di kinshasana Republik demokratis yang suda bertahun-tahun menyerang tubuh manusia dan mengorbankan ribuan nyawa manusia tidak diatasi membiarkan begitu saja.
Sehingga pada akhir-akhir ini pasien HIV/AIDS semakin meningkan berbanding dengan covid-19 namun, kenapa pihak kesehatan tidak mengatasi pasien yang suda tercangkir Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS) dibiarkan begitu saja.
Seharusnya untuk memutuskan mata rantai penyebaran Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS) ini bisa diatasi dengan beberapa metode ,sala satunya yang pihak pemerinta dan tenaga kesehatan bisa lakukan seketika mereka datang melakukan pemeriksaan di rumah sakit dan dinyatakan positif maka, pihak rumah sakit langsung mengamankan mereka di beberapa tempat yang bisa mengurus secara profersional, para orang-orang yang suda terinveksi virus (HIV/AIDS ) seperti rumah sakit hospis di belakan rumah sakt dian harapan Waena-Jayapura.
Supaya ,mereka tidak menyebarkan Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS) ini kepada saudara-saudara yang lain.
Kadang kala, meskipun pihak rumah sakit suda mengetahuwi bahwa pasiennya positif Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS) tetapi,membiarkan mereka berobat diluar.
Kadang dari pihak rumah sakit bertanya kepada pasien yang suda tercangkir Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS) apakah mau berobat diluar atau di rumah sakit ..?
Saya pikir pertanyaan ini paling konyol karena,tentu mereka akan pilih untuk melakukan pengobatan di rumah.
Oleh sebab itu tidak ada pengawasan khusus bagi mereka di rumah sehingga, kita belum tau apakah mereka itu berobat atau tidak..?
Mereka itu tetap di rumah untuk mengisolasi diri di rumah atau tidak..?
Nyatanya mereka tidak akan tinggal diam di rumah meskipun mereka suda dinyatakan positif Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS).
Mereka tetap melakukan aktifitas dan bertatap muka,berinteraksi bahkan tidur bangun bersama-sama dengan sanak-saudara atau teman-temannya di rumah.
Hal ini sangat berbahaya bagi yang lain,saudara-saudara yang lain bisa tertular dengan gigitan nyamuk,kita sebagai manusia tidak bisa memilah nyamuk mana yang suda gigit saudaranya yang suda teriveksi Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS atau tidak.
Terutama kepada para mahasiswa yang sedang menyenang pendidikan di kota study dihuni di asrama paling bahaya bagi mereka.
Sehingga pihak pemerinta dan kesehatan mohon perhatikan hal itu, dengan metode merangkul para pasien HIV/AIDS bisa membantu anda untuk meyelamatkan kita semua untuk mempertahan generasi,ras dan bangsa kita.
Jika tidak di lakukan maka ,Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS) ini terus bertumbuh dari tahun ke tahun sehingga bisa terjadi genocida bagi orang papua akibat penyerangan ,Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS) dan orang papua bisa punah.
Karena,banyak orang tidak bisa mengendalikan rasa nafsunya terutama di kalangan remaja saat ini,kehidupan manusia zaman dulu dengan zaman sekarang sangat berbeda.
Dahulu jika ingin melakukan hubungan intim atau menghilangkan rasa nafsunya harus mengetahui pihak keluarga atau orang tua tetapi kehidupan kalangan remaja sekarang tidak.
Para remaja sekarang tidak membutukan persetujuan dari orang tua,jika mereka suka sama suka maka tetap akan melakukan hubungan intim dan dalam menjalin hubungan jika ada sala paham makan,mereka dua saling meninggalkan antara satu sama lain ,lalu pergi mencari calon teman hidup yang baru lagi.
Lelaki atau wanita yang kedua ini ia belom tau kalau si temannya ini suda melakukan hubungan intim dengan teman pacarnya yang lama sehingga, mereka berdua melakukan hubungan intim lagi, hal itu sangat berbahaya karena teman pacarnya yamg lama belom tentu kesehatannya baik.
Oleh karena itu,pemerinta dan para medis yang bekerja di rumah sakit yang ada di papua perlu merangkul para pasien Human Immunodeficiency Virus atau Acquired Immune Deficiency Syndrome Acquired (HIV/AIDS)itu untuk mengantarkan mereka di rumah sakit hospis disana mereka akan mendapatkan perhatian khusus bagi mereka.
)* Penulis Adalah Mahasiswa Universitas Cendrawasih Jayapura-Papua.
 
 
 
 
 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *