Oleh: Selpius Bobii
Warga Dunia terbagi dua di era pandemi Corona: ada yang takut sama corona, dan ada pula yang tidak takut corona. Ada orang yang mengaku dirinya tidak takut sama corona, dan mengaku dirinya takut sama Tuhan. Tetapi orang yang mengaku diri tidak takut corona, pada akhirnya orang itu kena corona, bahkan ada pula yang mati. Tidak tahu apakah orang itu diracuni atau sakit lain, lalu dicovidkan oleh pihak rumah sakit untuk kepentingan tertentu. Terlepas dari apakah ia benar kena corona atau tidak, yang paling penting adalah PENGAKUAN DIRI TIDAK TAKUT SAMA CORONA harus lahir dari BERIMAN yang tangguh. Mengaku diri tidak takut sama corona, tetapi di dalam hidup hariannya masih ada perasaan takut sama corona, maka kemungkinan besar dia kena corona.
Beriman kepada Tuhan itu tidak boleh setengah setengah, tidak boleh ada keragu raguan. Takut kepada Tuhan itu tidak boleh setengah setengah. Mengaku diri “takut sama Tuhan”, tetapi di dalam hidupnya masih melanggar perintah Allah, itu sama saja menipu dirinya. Mengaku diri tidak takut sama corona, tetapi tidak takut sama Tuhan, juga sama saja orang yang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir.
Di sini saya membagikan pesan Tuhan agar kita mengetahui apa sesungguhnya virus corona. Ketika virus corona masuk di Indonesia pada 2 Maret 2020, saya masuk dalam doa pergumulan memohon Tuhan untuk melindungi bangsa Papua dari pandemi corona. Dasar pergumulan saya adalah jika orang asli Papua juga kena, maka pastilah orang asli Papua akan dibunuh habis dengan alasan kena corona. Pada bulan April 2020 saya dapat petunjuk dari Tuhan dalam suatu penglihatan. Berikut ini penglihatan ku: “Saya berada di depan SMP Paulus Padang Bulan sedang jalan kaki menuju ke arah Abepura. Di jalan raya ada banyak orang, ada yang datang dari arah Abepura dan ada juga datang dari arah Padang Bulan. Tiba tiba seorang mendekati saya dan menyuntik saya berupa cairan atau lendir yang terkontaminasi dengan virus covid 19, lalu orang itu menghilang di tengah orang-orang yang ada di sekitar ku. Ketika saya berpikir bagaimana caranya untuk mengeluarkan atau menetralkan virus corona dari tubuh ku. Tiba tiba ada suara yang menyapa saya dengan halus: “BOBII JANGAN TAKUT”. Demikian penglihatan singkat kepada saya.
Saya tidak kaget dengan suara itu. Saya mengenal suara itu, karena utusan Tuhan itu selalu datang menyampaikan pesan dari Tuhan tentang apa yang akan terjadi. Utusan Tuhan itu datang pertama kali sejak bulan Februari 2007 sewaktu saya di dalam Penjara Abepura, maka saya mengenal baik suaranya. Penglihatan pada bulan April 2020 itu menguatkan iman saya dan TIDAK TAKUT DENGAN WABAH CORONA. Karena Tuhan sudah menguatkan iman ku, agar tidak takut dengan virus corona. Virus corona ini bukan virus alami, tetapi virus buatan (senjata biologis), sama seperti virus HIV/AIDS yang dirancang khusus untuk mendepopulasi etnis. Atas dasar petunjuk Tuhan dalam bulan April 2020, saya sudah berkali kali menyampaikan melalui tulisan dan lisan bahwa orang Papua tidak perlu takut dengan wabah corona. Karena orang yang benar benar takut Tuhan, pasti dilindungi, kecuali bagi yang sudah ditentukan oleh Allah untuk mati karena virus corona, maka pasti mati. Yang terpenting adalah bahwa kita harus BERIMAN KUAT dan menjaga kekudusan dalam kebenaran firman Tuhan. Itulah KUNCInya untuk selamat dari badai corona ini dan badai yang lainnya.
Ada pula petunjuk Tuhan kepada salah seorang pastor dalam pertengahan tahun 2020 bahwa “virus virus awal orang Papua tidak akan kena, akan tetapi khusus orang Papua yang masih bergaul dengan berbagai kejahatan (yang berada dalam dosa alias belum bertobat), akan kena virus terakhir yang akan muncul; tujuannya adalah sebagai penyadaran agar bertobat, dan yang masih mengeraskan hatinya dibunuh oleh malaikat pencabut nyawa. Demikian petunjuk Tuhan kepada salah seorang pastor. Perlu diketahui bahwa proses pembersihan (pembasmian) oleh malaikat pencabut nyawa khusus orang Papua yang tidak taat pada firman Tuhan ini sedang berlangsung dari sejak 7 Januari 2019 hingga kini sampai menjelang puncak pemulihan kemerdekaan bangsa Papua nanti.
Ada juga sebuah kisah nyata pada Minggu malam 18 Juli 2021 di rumah dokter Maria Giyai, ada penampakan malaikat utusan Allah (malaikat agung) yaitu Mikael, Gabriel dan Rafael. Seorang anak yang berada di dalam rumah memperhatikan penampakan di plafon rumah, lalu turun ke bawah terlihat kaki dan seluruh badan diliputi cahaya kemuliaan. Anak ini merasa takut, tetapi seorang malaikat berkata “jangan takut”. Kemudian para malaikat itu berbicara dengan dokter Maria. Berikut ini pesan-pesannya: 1) Corona tidak akan hilang dari muka bumi; 2) Karena corona banyak orang akan meninggal; 3) Saat-saat ini penggenapan firman Tuhan mulai terjadi; 4) Baca dalam kitab Wahyu, pasal dan ayat tidak terdengar baik; 5) Baca firman Tuhan setiap hari; 6) Banyak berdoa dan berpuasa; 7) Jangan takut, kamu dan keluargamu (- dokter) akan diselamatkan dari corona; 8) Buang garam kasar di pintu pagar, pintu rumah dan halaman rumah. Dibilang juga bahwa “kenapa manusia takut kepada Corona, dibanding Tuhan; pada hal Corona itu hanya setumpuk kotoran yang bisa dibersihkan dengan AIR IMAN dan KEPERCAYAAN kepada Tuhan”. Setelah menyampaikan pesan-pesan ini, para malaikat berpesan kepada dr Maria bahwa berita itu disebarkan kepada sesama yang lain.
Sabda Yesus: “IMANMU MENYELAMATKAN ENGKAU”, bukan “PERBUATANMU MENYELAMATKAN ENGKAU”. Camkanlah bahwa “IMAN MELAMPAUI KEMAMPUAN MANUSIA”. Berikut ini nats nats Kitab Suci terkait keajaiban atau mukjizat yang terjadi atas dasar IMAN yang teguh.
1). Matius 9:22 (TB) Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: “Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.” Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
2). Markus 5:34 (TB) Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
3). Markus 10:52 (TB) Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
4). Lukas 8:48 (TB) Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!”
5). Lukas 17:6 (TB) Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”
6). Lukas 18:42 (TB) Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!”
7). Matius 9:29 (TB) Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: “Jadilah kepadamu menurut imanmu.”
8) Matius 15:28 (TB) Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
9). Matius 17:20 (TB) Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Ingat baik baik: “MUKJIZAT MENJADI NYATA BAGI ORANG YANG SUNGGUH PERCAYA”. Sebaliknya, bagi orang yang tidak percaya, bagi yang masih ragu-ragu, atau bimbang, atau kurang percaya, MUKJIZAT tidak akan menjadi NYATA di dalam hidupnya. Banyak orang mengharapkan MUKJIZAT terjadi di dalam hidupnya, tetapi IMANnya KERDIL, IMANnya lemah, imanya bimbang, ragu ragu, kurang yakin, kurang percaya, masih bergaul dengan dosa, maka MUKJIZAT tak akan menjadi NYATA di dalam hidupnya.
Vaksinasi corona semakin gencar dilakukan. Pemerintah dan pihak swasta memaksa warga dengan aturan super ketat untuk mewajibkan warga divaksinasi. Karena takut kehilangan pekerjaan, karena takut kehilangan studi atau takut kehilangan sekolah, karena tidak bisa belanja di pasar, karena tidak bisa makan di warung, karena tidak bisa wisata, dan lain sebagainya sehingga banyak orang memberi diri kepada penyelamat palsu yaitu “vaksin covid 19”. Pada hal petunjuk dari Tuhan dalam Alkitab, khususnya dalam Kitab Wahyu pasal 13 ayat 11 sampai 18 sudah jelas; dan ada ada pula petunjuk dari Tuhan melalui penglihatan dan mimpi sudah jelas menganjurkan bahwa berhati hatilah dengan vaksinasi corona karena itu penggenapan kitab Wahyu.
Kita masing masing memiliki kebebasan untuk memilih apakah MEMBERI DIRI KEPADA PENYELAMAT PALSU yang bernama Vaksin Corona, atau MEMBERI DIRI KEPADA PENYELAMAT HAKIKI yang bernama YESUS KRISTUS.
Penulis adalah Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua – JDRP2)
Editor: Erik Bitdana