Bagaikan Gelandangan

oleh Mario Vegas

mahasiswa STFT Fajar Timur

Semilir memantau detak waktu…
Mata yang selalu basah karena memotret sendu…
Beristirahat malam hari bagaikan tunawisma berbaring diatas batu…
Kesana-kemari bagaikan tak memiliki gembala yang memandu…
Sarapanmu adalah ilusi dipagi hari yg tak menjamu-mu…
Laparmu tak asing lagi pada perut munggil itu..
Kau seperti terjebak dalam penjaramu..
Berulang-ulang kau berteriak, namun tak ada yang membantu..
Sendiri, sunyi, takut, tekanan batin melandamu…
Duri yang baru saja tumbuh menikam kecil hatimu itu…
Tak ada darah yang menetes sedikitpun…
Namun bekas itu menjadi benalu hingga berkerut-kerut…
Penyiksaan dalam penjaramu yang amat takut…
Dicambuk, dicemookan, diolok-olok, dibuly hingga kau menjadi pengecut…
Kau tak melawan namun kau berdiam…
Kau merasa muak hingga mimikmu muram…
Bolehkah segelas air ituĀ kusisipkan pada tenggorokanku?

 
 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *