APA GUNANYA

 

 

Apa lagi yang tak mungkin dirampas tirani kekuasaan?

Bahkan keberaniaan kita, dimasukan ke dalam selokan,

Negeri kami dijadikan ‘kandang monyet’.

 

Bagaimana mungkin ada perbincangan dalam ruang cinta damai

Bagaimana mungkin ada perbincangan akal budi dan hati nurani

Cendekiawan dan penyair dijadikan benalu dan hama bagi rakyat jelata

Bedil dan sistem paksa dimasukan dalam otak mahasiswa dan pejabat gereja

 

Lalu, di manakah rumah bagi cinta kasih alam semesta

Untuk apa bernegara

Bila hanya memonopoli kekayaan dan berkuasa di alam kami

Kaum berdasi masih saja meracuni akal budi dan nurani rakyat

 

Lalu apa gunanya wakil rakyat,

Bukankah mereka tak lain daripada benalu  bagi  rakyat jelata

Bila tak ingin membela hak rakyat dalam tirani ketakutan dan kekuatiran,

Akankah terus menutup mata dan telinga dari semua rintihan dan penderitaan rakyat jelata

 

Lalu apa gunanya pengadilan bila tidak berani menyuarakan keadilan

Hanya mencari alas kaki dan buldoser kekuasaan,

Menggilas ratusan juta rakyat yang memperjuangkan hak asasi,

Hanya menjadi kondom bagi cukong dan penguasa rakus haus darah

 

Haruskah kita menuliskan hak asasi kita pada birunya langit

Ataukah kita membenamkannya dalam perut ibu pertiwi yang berlumuran darah tiada henti

Kita terus perjuangkan kebenaran yang hakiki, Bahwa tanpa ada hak asasi, kekuasaan menjadi berhala akan haus darah dan pencabut nyawa rakyat. Editor: Novilus Uropmabin 

 

Penulis adalah Hilarius Marian Mahasiswa Tingkat V Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur Abepura Jayapura

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *