“Para dosen, Karyawan-karyawati, para mahasiswa yang terkasih, kalalu perwakilan mahasiswa, ketua BEM, sudah memohon supaya saya jangan lupa STFT, itu sudah pasti karena STFT adalah jantung hati saya”
Pada hari, (Senin, 31 Oktober 2022) Mgr.Dr.Yanuarius T. Matopai You, Pr., mengujungi STFT “Fajar Timur” sebagai kunjungan perdana dalam jabatannya sebagai uskup terpilih. Hal ini para dosen, karyawan-karyawati dan para mahasiwa serta BEB STFT “Fajar Timur” menyambut secara spontan di depan halaman kampus. Terkejut bahwa kedatangan beliau adalah sebagai “Ap Kain/Tonowi” Uskup yang pertama-kali, tetapi juga dirinya tidak terlepas dari tanggung jawabnya sebagai dosen dan Ketua Sekolah STTF “Fajar Timur” (tahun 2015-sekarang).
Kunjungan ini diawali dengan sambutan meriah oleh Mahasiswa (diwakili Imaunel Kossay) dengan salam khas Papua, waaa..waaa..waa.. (arti harifiahnya terima kasih, tetapi makna tersulubungnya adalah kegembiraan, keharuan karena seseorang telah berbuat sesuatu). Sontak spontanitas para mahasiswa dan para dosen juga sambil berdiri berjejer mengungkapkan keharuan mereka dengan tak habis-habisnya.
Perwakilan mahasiswa, oleh Selsius Mahuse (Ketua BEM STFT tahun 2021/2022), menyampaikan sambutan sekligus dia meyelipkan beberapa butir harapan kepada Uskup Baru yang juga sebagai Ketua Sekolah. Katanya, kami sangat bangga, terharu, dan sangat rindu kedatangan yang Mulia Bapak Uskup setelah beberapa hari terkahir diumkan menjadi uskup (Sabtu, 29 Oktober, https://jubi.id/tanah-papua/2022/pastor-yanuarius-teofilus-matopai-you-dipilih-jadi-uskup-keuskupan-jayapura/). Karena orang yang terpilih adalah Ketua Sekolah STFT yang selalu bersama kami dalam membuka cakrawala pendidikan. Maka, harapan kami adalah “jika ada kesempatan kunjugi kami yang ada di sini, paling kurangnya bisa support kami melalui apa pun bentuknya.”
Usai sambutan dan harapan dari ketua BEM (Badan Eksekutif Mahsiswa), kedua disambut juga dari perwakilan Dosen, Karyawan-Karyawati yang diwakili oleh Bapa Frans Guna (Sebagai Dosen Dogma, Metode Teologi Penelitian ddl). Pertama disampaikan juga ucapan selamat datang kepada Uskup Baru Keuskupan Jayapura. Diselipkan degan beberapa ungkapan hati. Bahwa sangat bangga dan senang sekali dengan kehadirannya sebagai Uskup setelah peristiwa Kanonik di Vatikan dan akhirnya berjumpa di STFT “Fajar Timur”, tempat lama yang menjadi dapur pendidikan untuk Gereja lokal Katolik di Tanah Papua. Ditutup sambutannya ini dengan kata “Selamat datang laki-laki baru”.
Setelah perwakilan Mahasiswa dan para dosen, diberikan kesempatan kepada Mgr. Matopai untuk menyampaikan bebepa hal dalam peristiwa keterpanggilannya untuk menjadi Uskup oleh Vatikan sekaligus beberapa harapan yang manjadi kerinduannya untuk memajukan STFT “Fajar Timur” setelah dirinya menjadi uskup ini.
“Hidup STFT, hidup STFT, hidup STFT. Puji Tuhan, memang pertama saya terharu. Dan keterharuan saya ini sebenarnya saya sampaikan melalui tanggisan dalam beberapa hari setelah peristiwa agung ini. Sebagaiamana pada Rabu, 26 Oktober, saya mendengar mendadak dari mulut Vatikan bahwa saya dipanggil untuk ke Nunsiatur Apotolik di Jakarta. Saya berangkat ke sana, dan ketika saya bertemu, dalam hati saya tergaung sebenarnya siapa saya ini di hadapan Tuhan?, karena ternyata saya dipilih dan dicintai oleh Tuhan untuk menjadi uskup sebagi tugas baru. Dikutip langsung dari sambutan Uskup.
Nusiatur Apostolik menyamapaikan kepada Uskup Matopai saat ke Nunsiatur Apostolik Jakarta untuk menanggapi panggilalnya, bahwa dirinya, bersediah atau tidak bersediah harus bersediah. Karena itu adalah suatu panggilan mulia yang dirindukan bersama setelah Uskup Keuskupan Jayapura, Mgr. Leo Laba Ladjar, OFM berakhir masa jabatannya.
Lalu, dirinya dipersilakan untuk masuk ke Kapela (ruang doa mini), menyampaikan syukur dalam doa kepada Tuhan atas terpanggilnnya itu. Setelah merenung dan berdoa selama 20 menit, Uskup Matopai menyampaikan kepada Nunsiatur bahwa dirinya adalah seorang hamba dan siap untuk melaksanakan tugas panggilannya sebagai uskup Keuskupan Jayapura sebagai pengganti Uskup Leo di Jayapura. Karena dirinya adalah seorang hamba yang dipanggil Tuhan semenjak menjadi imam.
Dan Uskup Matopai juga menyampaikan beberapa hal yang ia sampaikan kepada Nunsiatur Apostolik Jakarta dan mengenai tujuan kedatangannya di STFT. Tujuan kedatangannya di STFT bukan hanya kunjungan pertamanya sebagai Uskup tapi sekaligus sebagai Ketua Sekolah dan dosen untuk melakasanakan tugasnya yaitu mengajar. Karena dirinya akan berhenti dari tugas kampus itu setelah bulan akhir November, jika UAS mahasiswa dituntaskan.
“Para dosen, Karyawan-karyawati, para mahasiswa yang terkasih, kalalu perwakilan mahasiswa, ketua BEM, sudah memohon supaya saya jangan lupa STFT, itu sudah pasti karena STFT adalah jantung hati saya. Dan beberapa program setelah Program Pasca Sarjana diumumkan pada Dies Natalis STFT secara resmi pada 10 Oktober lalu, kenapa tidak, tiga atau dua tahun mendatang kita akan membuka lagi program doctoral. Secara langsung maupun tidak langsung itu pasti akan diusahan.”
Sebab, Uskup juga sudah menyapaikan hal ini di hadapan Nunsiatur Apostolik Jakarta pada saat dirinya dipersiapkan menjadi Uskup. Pertama, Uskup secara langsung mengaku bahwa dirinya adalah dosen dan ketua sekolah di STFT, juga dosen di kampus lain. Kedua, karena itu harapannya bahwa STFT “Fajar Timur” yang berada di Papua ini juga harus dikenal luas di Indonesia maupun luar Indonesia. Ketiga, adalah menindak-lanjuti itu mahasiswa tamatan STFT juga harus disekolahkan pada universitas-universitas terkenal lainnya. Supaya ke depan Uskup di Keuskupan-Keuskupan Regio Papua bisa diangkat juga dari tamatan STFT ini.
Akhirnya, “Ap Kain/Tonowi” Uskup terpilih Mgr. Yanuairus T. Matopai You, Pr., menutupi sambutannya dengan menyanyikan Mars STFT yang dipandu oleh BEM. Setelah hening mars tergaung dengan rasa harunya itu, mahasiswa dan para dosen serta karyawan-karyawati salam salaman dengan uskup. Lalu rangkaian itu, Pastor Agus sebagai salah satu dosen STFT, menutup seluruh rangkaian itu dengan doa bersama. Edisi (1/2)
Penulis Adalah Mika Hipirikobor Aud Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi “Fajar Timur” Abepura-Papua