Aku Dan Kekasih Hati

 
Oleh: Yustinus Pugiye
Lika-liku kehidupan manusia tidak selalu mulus. Hidup, ibarat seperti rodah, ada saatnya diatas dan juga ada saatnya dibawa hal itu musti engkau tahu.
Saat ini engkau merasa bahagia dan aku menanggun beban kesakitan. Namum aku yakin dan percaya bahwa akan ada saatnya di mana engkau dikecewakan oleh orang lain pula.
Pada saai itulah engkau akan mengetahui betapa berat menanggun beban kepedihan hati, ketika engkau ditinggalkan oleh orang yang tulus engkau cintai.
Aku mensyukuri hari ini dan mengikhlaskan momen-momen yang telah berlalu menjadi jalan terbaik untuk menata kehidupanku dalam proses memasuki kedewasaan.
Kepergian kekasih yang tulus kita cintai tidak harus mematahkan semangat juang, bukan pula mematahkan hati dan pikiran. Namun sebaliknya membangkitkan semangat untuk berusaha menjadi orang yang lebih baik.
Kenyataan kepergian kekasih yang tulus kita cintai. Bukan kita iklashkan dengan air mata, bukan pula kita iklashkan dengan kekerasan tetapi iklashkan dia pergi mencari orang yang istimewa baginya dengan senyuman.
Kebahagiaan hidup kita bukan ada ditangan orang yang kita cintai namun ada ditangan kita melalui usaha-usaha keras kita.
Aku tahu, engkau pergi tidak sesemata-mata kerena engkau mengetahuwi kelemahanku dan mencari dia yang spesial bagimu. Namum ada saatnya engkau merefleksikan kembali dan mengalami penyesalan. Karena, dia yang engkau pilih belum tentu sama seperti aku, pada waktu pertama kali kita ketemu.
Aku manusia biasa dan ia juga manusia biasa yang punya keterbatasan hidup, sehingga ia tidak akan selalu membahagiakanmu.
Oh kekasihku, hidup adalah pilihan, dan memilih itu hak seseorang yang kita tidak bisa dibatasi, namun pilihan membutukan nalar yang sehat untuk memilih pasangan hidup yang tulus ikhlas, luas pikiran, sabar dan tenang hati.
Walau demikian, jika kita salah memilih dan pergi meninggalkan oleh orang yang kita cintai dengan iklas, maka kamu akan merasakan betapa pedihnya menanggun beban kesakitan ketika ditinggalkan oleh orang yang kita cintai dengan tulus.
Aku mencoba ikhlas kehilanganmu dan tersenyum dari suatu kesakitan dalam benakku, tetapi merelahkan bukan berarti menyerah, tapi menyadari bahwa memilih pasangan hidup adalah hak seseorang yang tidak dapat dibatasi oleh siapapun sehingga aku tidak bisa memaksakanmu.
Aku akan mulai belajar melupakan semua kenangan yang pernah kita ukir, dan aku akan jalan dengan senyum mengiklaskan kepergianmu di sudut kebahagiaan.
Terimakasih, engkau wanita malanesia yang pernah singga di hatiku selama satu tahun. Kecewa dengan balutan air mata adalah cara hatiku berbicara ketika bibir tidak mampu menjelaskan rasa sakit yang aku rasakan.
Jangan salahkan orang ketika kamu kecewa, tapi salahkan dirimu sendiri karena terlalu berharap pada sesuatu yang belum pasti.
Jangan kecewa disaat ia membuatmu luka berlapis tangisan, karena semakin banyak kecewa, semakin cepat pudar ketulusan hati yang engkau curahkan padanya.
Dalam kehidupan sehari-hari jangan memilih banyak orang, namun prioritaskan cintamu pada dia yang kamu pilih Kasih.
Dan Akhir kata terimakasih banyak atas cinta yang pernah kau berikan padaku di waktu yang singkat.
)* Penulis adalah Pelajar SMA YPK Tabernakel Nabire.
 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *